Dalam buku Ekspresi Seni Kaligrafi karangan Aklaman
disebutkan, bahwa perkembangan kaligrafi dalam Islam sejak awal
menunjukkan keeratan dengan Alquran. Hal itu mengingat bahwa semangat
kaligrafi juga merupakan semangat melestarikan Alquran. Bahkan, Alquran
ditulis dengan kaligrafi elok dengan ukiran emas.
Kaligrafi
mempunyai makna-makna yang sangat kompleks seperti yang ditunjukkan
oleh naskah yang ditulis Attauhidi, seorang penulis besar zaman
Abbasiyah.
Nilai-nilai tersebut adalah:
Pertama, kaligrafi dianggap sebagai refleksi kebijaksanaan dan kualitas kesempurnaan manusia. Gaya dalam kaligrafi merupakan citra intelek yang mewujud dalam bentuk. Ini dicatat Attauhidi dalam beberapa pernyataan yang disebutkan pada risalahnya. Misalnya, di sana disebutkan:
Abbas berkata:
"Ttulisan tangan adalah lidah tangan. Gaya adalah indahnya intelek. Intelek adalah lidah bagi bagusnya kualitas dan tindakan. Dan bagusnya kualitas dan tindakan adalah kesempurnaan manusia".
Atau misalnya lagi dikatakan,
“Qalam adalah kebijaksanaan yang utama. Tulisan tangan adalah keutamaan qalam. Gagasan adalah karunia yang indah dan intelek, dan eloknya gaya adalah hiasan bagi seluruhnya itu.”
Kedua, kaligrafi juga dianggap sebagai intelek –yang juga disebut beberapa kali– seperti yang disebutkan Hisyam bin Al Ahkam:
"Tulisan tangan adalah perhiasan yang ditampakkan oleh tangan dari emas murni intelek. Ia juga adalah kain sutera yang ditenun oleh qalam dengan benang kepiawaian".
Sementara itu, Bisyr ibn Al Mu’tamir berkata:
“Batin adalah tambang, intelek adalah mineral yang mulia, lidah adalah pekerja tambang, qalam adalah tukang emas, dan tulisan tangan adalah benda perhiasan yang telah jadi.”
Ketiga, kaligrafi di pihak lain merupakan perpaduan antara pikiran dan perasaan, kualitas intelek dan intuisi.
Abdul Dulaf Al’Ijli misalnya pernah berkata,
Abdul Dulaf Al’Ijli misalnya pernah berkata,
“Qalam adalah tukang emas perkataan. Ia mencairkan dan mengungkap isi hati, dan menampakkan batang-batang bagian tubuh di mana pikiran dan perasaan bermuara.”
An Namari suatu saat berkata,
“Qalam dan hewan-hewan beban bagi akal, kurir bagi fakultas-fakulas alamiah dan bagian tubuh yang utama di mana pikiran dan perasaan bermuara.”
belajarkaligrafiislam.wordpress.com
Tweet |
No Response to ""
Posting Komentar