Aku tak mampu menepis perjumpaan yang telah
direncanakan Sang Pencipta. Seraut durja indah pun melintas di depan rupa tak
tahu apa-apa. Dalam safari dan buana yang tak pernah berhenti menari, menikmati
asyiknya dansa dalam ayunan gravitasi, tumbuh segenggam anugerah Tuhan dalam
hati, dan terus tumbuh mencakar langit.Aku terdampar di sabana hijau beriaskan
sekar, bergantungkan kupu-kupu cantik, terbuai angin yang terus beranjak,
membawaku ke taman syurgawi dunia.Cerahnya langit biru, indahnya malam bertabur
bintang, berlampukan bulan berwajah bulat di bukit salju, membuat tubuh
menggigil menahan dinginnya udara siang-malam. Tak meredupkan percikan api
cinta, dan tak ada pori-pori tuk merasuk ke dalamnya, semakin kuat.Terlepas
tembang dalam cengkraman malam sunyi, hening, hanya terdengar suara angin yang
beranjak. Menyampaikan pesan pada Dewi. Entah apa, aku tak mengerti sajak
itu membuatnya bisu dalam beberapa saat.Roda waktu masih terus berlari,
saat mentari menampakkan wajahnya dari ufuk timur, memberikan jawaban pesan
malam itu melalui perantara tak terlihat.Kudengar bestari bijak sang penasehat,
aku jadi binal merasuk dan terjerumus ke kawah curam. Biarkan aku mandi dengan
air garam, agar iluku cepat pulih dan tersenyum lagi pada bunga-bunga ranum
bermekaran. Karena aku telah sembuh dalam beku luka menyayat jiwa.Kukibarkan
kembali panji-panji bernuansa cinta, karena aku tak bisa hidup tanpa cinta.
Dengan areta dan liris sanubari,Dengar....Kusampaikan pitawat ini melalui malaikat
malam, agar kau terbangun dari jagamu yang gelap.Harap Tuhan memberikan pelita
terang dalam langkahmu yang mengiris setiap kalbu.Semoga...!
Tweet |
No Response to ""
Posting Komentar